Rabu, 28 Agustus 2013
Selasa, 27 Agustus 2013
PERSIB
16 Tahun Lalu
PERSIB Mencatat Sejarah
Tepat pada 30 Juli 1995, PERSIB mencatat sejarah sebagai
juara pembuka Liga Indonesia, kompetisi peleburan Perserikatan dan
Galatama. PERSIB pantas mencatat sejarah karena saat itu, dengan materi
kekuatan lokal, justru mereka bisa membawa tropi juara ke Bandung
setelah mengalahkan Petrokimia Putra 1-0 melalui gol semata wayang
Sutiono Lamso. PERSIB menjadi juara sejati karena “Maung Bandung”
sebelumnya telah membawa Piala Presiden ke Bandung sebagai penutup
Kompetisi Perserikatan 1993-1994.
16 tahun lalu itu adalah masa penuh kenangan dan kegembiraan bagi masyarakat Jawa Barat karena tim kebanggan mereka membuat kejutan tampil sebagai kampiun. Suasana saat itu, sampai sekarang ini belum pernah terulang kembali. Malahan, pada rentan waktu 16 tahun ini, perjalanan PERSIB ternyata penuh liku. Bukan prestasi yang didapat, tetapi nyaris masuk degradasi andai saja semua pihak tidak bahu membahu menyelamatkan PERSIB agar bisa tetap di level kompetisi Divisi Utama.
16 tahun
bukan waktu yang sempit. Namun, selama itu pula impian untuk mencapai
seperti yang terjadi pada 30 Juli 1995 sangat sulit. Beban target selalu
terus didegungkan secara nyaring ketika kompetisi akan bergulir, tetapi
kenyataan semua meleset dari target prestasi. Yang jelas ada sikap
frustasi dari pengurus yang menjabat dalam rentan waktu tersebut. Dengan
cara apapun, terkesan sangat sulit mengembalikan kejayaan PERSIB.
Akhirnya, cara instan dilakukan dengan gonta-ganti pelatih dan pemain,
karena tidak memiliki agenda pembinaan pemain muda secara jelas. Jangan
heran, setiap musim kompetisi, selalu muncul wajah-wajah baru di tim
“Pangeran Biru” ini sehingga untuk menyatukan satu hati pemain dalam
setahun terasa sangat sulit.16 tahun lalu itu adalah masa penuh kenangan dan kegembiraan bagi masyarakat Jawa Barat karena tim kebanggan mereka membuat kejutan tampil sebagai kampiun. Suasana saat itu, sampai sekarang ini belum pernah terulang kembali. Malahan, pada rentan waktu 16 tahun ini, perjalanan PERSIB ternyata penuh liku. Bukan prestasi yang didapat, tetapi nyaris masuk degradasi andai saja semua pihak tidak bahu membahu menyelamatkan PERSIB agar bisa tetap di level kompetisi Divisi Utama.
Kini, harapan masyarakat (bobotoh) akan gelar juara bukan sebuah tuntutan yang memberatkan. PERSIB sudah pantas untuk kembali memperlihatkan prestasi meraih gelar juara. Pola pikir pembinaan harus sudah mulai bergeser. Tidak lagi mengkultuskan pemain bintang hadir dalam sebuah tim, bisa secara otomatis membawa juara. Namun, PERSIB juga perlu mempersiapkan pemain binaan sendiri secara matang. Semoga pada musim 2011-2012, masyarakat bisa kembali merasak euforia 16 tahun lalu.
Langganan:
Postingan (Atom)